MAKALAH
AL ISLAM III
AKHLAK KEPADA KEDUA ORANG TUA
DISUSUN
OLEH
MOCH. FAZRUL HIDAYAT (31312A0033)
PENGAMPU
: Drs. Mahrus,M.Pd.Si
FAKULTAS TEKNIK PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM
TAHUN 2013 / 2014
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta inayah – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “AKHLAK KEPADA KEDUA ORANG TUA” dan tidak lupa pula
salawat kepangkuan Nabi besar Muhammad SAW.
Penulis menyadari karya tulis ini
dapat selesai berkat dorongan, kerjasama, serta bimbingan dan masukan – masukan
dari Bapak dan Ibu Dosen serta rekan – rekan di lingkungan Universitas
Muhammadiyah Mataram, maka ijinkan pada kesempatan ini penulis ingin
menghaturkan terima kasih kepada :
1.
Orang tua tercinta beserta keluarganya
yang selalu mendoakan dan memperhatikan kehidupan penulis, termasuk diantaranya
orang – oirang terkasih dalam hidup.
2.
Drs. Mahrus,M.Pd.Si selaku dosen
pembimbing yang telah memberikan dorongan kepada penulis.
3.
Dan semua pihak yang telah membantu.
Mataram, 2 Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang ………………………….……………
4
2.
Rumusan Masalah ………………………………….…… 4
3. Tujuan …….…………………………………
4
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian
Akhlak …….…………………………………
5
2. Menjaga
Akhlak kepada orang tua …….…………………………………
6
3. Akhlak
kepada orang tua …….…………………………………
8
4. Menurut
Al-Qur’an dan Hadis …….…………………………………
9
5. Dampak
durhaka kepada orang tua …….…………………………………
11
6. Dampak
berbakti kepada orang tua …….…………………………………
12
BAB
III PENUTUP
1. Kesimpulan ………………………………………
13
2. Saran ………………………………………
13
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ibu dan ayah adalah kedua orang tua
yang sangat besar jasanya kepada anak-anaknya. Mereka mempunyai tanggung jawab
yang besar terhadap anaknya tersebut. Jasa beliau berdua tidak dapat dihitung
dan tidak dapat dibandingkan dengan harta.
Kalau ibu merawat jasmani dan rohaninya sejak kecil, maka
ayah pun merawatnya, mencarikan nafkahnya, membesarkannya, mendidik dan
menyekolahkannya, di samping usaha sang ibu. Kalau mulai masa mengandung sampai
masa di mana si anak mulai dapat membedakan hal baik dan buruk; si ibu sangat
berperan, maka mulai masa belajar, ayah lebih tampak kewajibannya, mendidiknya,
dan mempertumbuhkannya menjadi dewasa. Namun apabila dibandingkan antara berat
tugas ibu dengan ayah, maka tidaklah keliru apabila dikatakan lebih berat tugas
ibu daripada tugas ayah. Banyak sekali masalah yang tidak dapat diselesaikan
ayah terhadap anaknya, namun dapat diselessaikan oleh dan hanya sang ibu.
B.
Rumusan
Masalah
a.
Apa pengertian akhlak ?
b.
Bagaimana menjaga akhlak kepada orang tua..?
c.
Apa saja ayat Al-Qur’an dan hadits
nabi tentang akhlak kepada kedua orang tua ?
d.
Apa
dampak durhaka kepada kedua orang tua..?
e.
Apa
manfaat berbakti kepada kedua orang tua.?
C.
Tujuan
a. Mengetahui
pengertian akhlak
b. Mengetahui
cara menjaga akhlak kepada kedua orang tua
c. Mengetahui
ayat al-qur’an dan hadis nabi tentang akhlak kepada orang tua
d. Mengetahui
dampak kepada kedua orang tua
e. Mengetahui
manfaat berbakti kepada kedua orang tua
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
akhlak
Dari segi bahasa Akhlaq berasal daripada kata ‘khulq’
yang bererti perilaku, perangai atau tabiat. Hal ini terkandung dalam
perkataan Sayyidah Aisyah berkaitan dengan akhlak Rasulullah saw yaitu : “Akhlaknya
(Rasulullah) adalah al-Quran.” Akhlak Rasulullah yang dimaksudkan di dalam
kata-kata di atas ialah kepercayaan, keyakinan, pegangan, sikap dan tingkah
laku Rasulullah saw yang semuanya merupakan pelaksanaan dari ajaran al-Quran.
Menurut Iman Al Ghazali, akhlak merupakan gambaran tentang
keadaan dalam diri manusia dan dari gambaran tersebut menumbuhkan tingkah laku
secara mudah dan senang tanpa memerlukan pertimbangan atau pemikiran. Akhlak
sangat penting dan pengaruhnya sangat besar dalam membentuk tingkah laku
manusia. Apa saja yang lahir dari manusia atau segala tindak-tanduk manusia
adalah sesuai dengan pembawaan dan sifat yang ada dalam jiwanya.
Tepatlah apa yang dikatakan oleh Al-Ghazali dalam bukunya
Ihya’ Ulumuddin, “Sesungguhnya semua
sifat yang ada dalam hati akan lahir pengaruhnya (tandanya) pada anggota
manusia, sehingga tidak ada suatu perbuatan pun melainkan semuanya mengikut apa
yang ada dalam hati manusia”.
Tingkah laku atau perbuatan manusia mempunyai hubungan yang
erat dengan sifat dan pembawaan dalam hatinya. Umpama pokok dengan akarnya.
Bermakna, tingkah laku atau perbuatan seseorang akan baik apabila baik
akhlaknya, sebagaimana pokok, apabila baik akarnya maka baiklah pokoknya.
Apabila rusak akarnya maka
akan rusaklah pokok dan cabangnya. Allah Subhanahu Wa
Ta’ala berfirman:
à$s#t7ø9$#ur Ü=Íh‹©Ü9$# ßlãøƒs† ¼çmè?$t6tR ÈbøŒÎ*Î ¾ÏmÎnu‘ ( “Ï%©!$#ur y]ç7yz Ÿw ßlãøƒs† žwÎ) #Y‰Å3tR 4 y7Ï9ºx‹Ÿ2 ß$ÎhŽ|ÇçR ÏM»tƒFy$# 5Qöqs)Ï9 tbráä3ô±o„ ÇÎÑÈ
Artinya:
“Dan tanah yang baik,
tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak
subur, tanaman-tanamannya Hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi
tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”
(QS. Al- A’raf: 58)
Akhlak yang mulia adalah matlamat utama bagi ajaran Islam.
Ini telah dinyatakan oleh Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam dalam hadisnya
(yang bermaksud, antara lain: “Sesungguhnya aku diutuskan hanyalah untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia”.
Hal ini ditegaskan lagi oleh ayat
al-Qur’an dalam firman Allah:
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ
عَظِيمٍ (4)
Artinya:
“Dan Sesungguhnya kamu benar-benar
berbudi pekerti yang agung” (QS. Al-Qalam: 4)
2.
Menjaga Akhlak
Kepada kedua orang tua
a. Mentaati
perintah kedua orang tua
Manusia penting untuk
selalu menjaga akhlak kepada orang tua. Manusia harus mentaati perintah orang
tua karena pada hakikatnya tidak ada orang tua yang menginginkan keburukkan
bagi anak anaknya, jadi apapun perintah mereka, tak lain adalah bentuk kecintaan
yang tulus tanpa pamrih.
Keutamaan menjaga
akhlak kepada orang tua melebihi keutamaan berjihad dijalan Allah,sebagaimana
dalam hadis Abdullah binMas’ud r.a., yaitu sebagai berikut :
“Aku bertanya kepada Rasulullah SAW.:
‘Amalan yang paling utama?’ Beliau menjawab: ’shalat tepat pada waktunya.’Aku
bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Beliau menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang
tua. ‘aku bertanya lagi: ‘kemudia apa? Beliau menjawab. ‘Berjihad dijalan
Allah.’ (H.R. Ahmad, Bukhari, Muslim,
Tirmidzi, Ibnu Majah.)
b. Menolak
perintah bermaksiat kepada allah dan rasul-Nya dengan cara baik dan Beretika
Keterbatasan
pengetahuan dan keimanan, orang tua memerintahkan sesuatu yang bertentangan
dengan perintah Allah maupun Rasulullah, jadi dalam keadaan semacam ini, agar
akhlak kepada orang tua tetap terjaga, kita diperintahkan untuk menolak dengan
cara cara yang baik. Allah berfirman dalam QS. Luqman ayat 15
“
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan akusesuatu yang tidak
da pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduannya, dan
pergaulilah keduanya didunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku,kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka kuberitakan kepadamu apa yang
telah kamu kerjakan (QS. Luqman :15
c. Berkata
sopan dan tidak melukai hati
Menjaga akhlakkepada
orang tua dapat dilakukan dengan menjaga adab berbicara kepada kedua orang tua
dengan menggunakan bahasa yang baik, kalimat yang sopan, dan tidak menyakiti
hati. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Isra’ Ayat 24.
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua
dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah do’a : ‘Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduannya, sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu kecil.”
d. Merawat
kedua orang tua lanjut usia dengan sabar dan ikhlas
Agar Akhlak kepada
orang tua seorang muslim tetap terjaga hendaknya mereka menjaga orang tuanya
hingga kahir hayatnya. Allah berfirman dalam Q.S. A-Isra’ ayat 23
“… Bila salah satu dari keduanya atau
kedua-duanya mencapai usia lanjut disisimu, maka janganlah kamu katakan :
“uhf!” dan jangan pula menghardik, dan katakana kepada mereka perkataan yang
mulia!”
e. Mendo’akan
orang tua semasa hidupnya dan setelah meninggal dunia
Islam menganjurkan
umatna untuk senantiasa menjaga akhlak kepada orang tua , berbuat baik kepada
orang tua dalam keadaan apapun , dalam keadaan beriman maupun kafir, dalam
keadaan senang maupun susah, dalam keadaan senang maupun susah, dalam keadaan
sehat maupun sakit, dalam keadaan hidup maupun sudah meninggal
Dalam hadis riwayatAbu
Dawud, Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban, yang bersumber dari Abu Usaid bin Malik bin
Rabiah As-Sa’idi
Bahwa seorang laki laki Bani Salamah
dating kepada Rasulullah, apakah masih ada sesuatu yang aku dapat lakukan untuk
berbakti kepada kedua orang tuaku setelah keduanya wafat?”
Beliau bersabda , “ Ya, yaitu mendo’akan keduanya,
memintakan ampun, menunaikan janjinya, menyambungpersaudaraan yang tidak
disambungkecuali Karena keduanya, dan memuliakan kawan kawan mereka.”
3.
Akhlak Terhadap Orang Tua (Ibu Dan Bapak)
a. Akhlak terhadap orang tua yang
masih hidup
Orang tua
(ibu dan bapak) adalah orang secara jasmani menjadi asal keturunan anak. Jadi anak adalah keturunan dari
orang tuanya dan darahnya adalah juga mengalir darah orang tuanya. Seorang anak
kandung merupakan bagian dari darah dan daging orang tuanya, sehingga apa yang
dirasakaan oleh anaknya juga dirasakan oleh orang tuanya dan demikian
sebaliknya.
Itu
pula sebabnya secara kudrati, setiap orang tua menyayangi dan mencintai anaknya
sebagai mana ia menyayangi dan mencintai dirinya sendiri. Kasih dan sayang ini
mulai dicurahkan sepenuhnya terutama oleh ibu, semenjak anak masih dalam kandungan
sampai ia lahir dan menyusui bahkan sampai tua.
Orang tua tidak mengharapkan balas jasa
dari anak atas semua pengorbanan yang diberikan kepada anak. Harapan orang tua
hanya satu yaitu kelak anaknya menjadi anak yang saleh dan salehah, anak yang
memberi kebahagiaan orang di dunia dan mendo’akan mereka setelah mereka
meninggal dunia.
Atas dasar itu, antara lain yang
menyebabkan seorang anak harus berbakti kepada orang tua, bukan saja saat
keduanya masih hidup, tetapi kebaktian anak itu harus lanjut sampai kedua orang
tuanya meninggal.
b. Akhlak terhadap orang tua yang
Sudah Meninggal
Orang tua yang sudah meninggal dunia
tidak lagi dapat menerima apa-apa, selain apa yang mereka lakukan selama di
dunia kecuali jika mereka memiliki tiga hal yang mensubsidi bekal berupa pahala
untuk mereka di akhirat sebagai tambahan dari mereka bawa dari dunia, yaitu
sedekah jariyah, ilmu yang diajarkan, dan anak yang saleh yang mendo’akannya.
Seorang ayah atau ibu yang sudah
meninggal dunia masih memiliki hak mendapatkan limpahan pahala dari do’a yang
disampaikan anaknya. Hal
ini juga mengandung arti bahwa anak memiliki kewjiban mendo’akan orang tuanya
yang sudah meninggal. Dalam ajaran tasawuf, dikatakan, do’a yang paling besar
kemungkinan diterima Allah adalah do’a seorang anak untuk orang tuanya dan do’a
oaring fakir untuk orang kaya.
Kita
sebagai anak, meskipun orang tua kita sudah wafat, orang tua tetap sebagai
orang tua yang wajib dihormati, oleh sebab itu, kewajiban anak terhadap mereka
berlanjut sampai mereka wafat.
4.
Akhlak Kepada Orang Tua Menurut Al-Qur’an dan Hadits
a.
Al-Qur’an
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا
تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى
وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ
وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ مَنْ كَانَ
مُخْتَالا فَخُورًا (٣٦)
Artinya:
”Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun[1]. Dan berbuat baiklah kepada kedua
orang tua[2], karib-kerabat[3], anak-anak yatim[4], orang-orang miskin[5],
tetangga dekat dan tetangga jauh[6], teman sejawat[7], ibnu sabil[8] dan apa
yang kamu miliki[9]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong
dan membanggakan diri [10]” - See more at:
http://www.tafsir.web.id/2013/01/tafsir-surat-al-baqarah-ayat-8-16.html#sthash.s72G966T.dpuf
b. Dasar Al-Hadis
a) Dalam sebuah
riwayat disebutkan bahwa Abdullah ibn Mas’ud berkata:
سَأَلْتُ
رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَيُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ:
اَلصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا قُلْتُ: ثُــمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: بِرُّ الْوَالِدَيْنِ
قُلْتُ: ثُــمَّ أَيٌّ؟قَالَ: اَلْجِهَادُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ. (رواه البخارى و
مسلم)
Artinya:
“Aku bertanya
kepada Rasulullah SAW; Apakah amalan yang di utama? Beliau menjawab, sholat
pada waktunya. Saya bertanya lagi; kemudian apa? Beliau menjawab, berbuat
baik kepada kedua orang tua. Saya bertanya lagi; kemudian apa? Beliau
menjawab, jihad di jalan Allah.” (H.R. Al-Bukhori dan Muslim)
b) Dalam riwayat lain dari Abdullah
bin Amr bin Ash dikatakan:
عَنْ
عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَاعَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: رِضَااللهِ فِيْ رِضَاالْوَالِدَيْنِ
وَسُخْطُ اللهِ فِيْ َسُخْطِ الْوَالِدَيْنِ (اخرجه التّرمذى وصحّحه ابن حبّان
والحاكم)
Artinya:
Dari Abdullah bin Amr bin Ash RA., dari Nabi SAW beliau
bersabda: Keridlaan Allah terletak pada keridlaan kedua orang tua, dan
kemarahan Allah terletak pada kemarahan kedua orang tua. (dikeluarkan oleh
Tirmidzi dan dibenarkan oleh Ibnu Hibban)
c)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra.:
عَنْ اَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: جَاءَ
رَجُلٌ اِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ:
يَارَسُوْلَ اللهِ مَنْ اَحَقُّ بِحُسْنِ صَحَابَتِيْ؟ قَالَ: أُمُّكَ قَالَ:
ثُـمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ قَالَ: ثُـمَّ مَنْ؟ قَالَ: أُمُّكَ قَالَ: ثُـمَّ
مَنْ؟قَالَ: ثُـمَّ مَنْ؟ قَالَ: ثُـمَّ أَبُوْكَ (رواه البخارى و مسلم)
Artinya:
Dari Abu Hurairah ra berkata: seorang laki-laki datang
kepada Rasulullah SAW, ia berkata: Wahai Rasulullah, siapakah yang paling
berhak untuk saya pergauli dengan baik? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya
(lagi): lalu siapa? Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa?
Nabi menjawab: “Ibumu”. Dia bertanya (lagi): lalu siapa? Nabi menjawab:
kemudian bapakmu. (H.R. Al-Bukhori dan Muslim)
d)
Riwayat yang lain menyebutkan:
Al-Bazzar meriwayatkan hadis dari Buraidah dari ayahnya
bahwa ada seorang laki-laki yang sedang thowafsambil menggendong ibunya, lalu
ia bertanya kepada Nabi Muhammad SAW, “Apakah dengan ini saya sudah menunaikan
haknya?” Beliau menjawab, “Belum, walaupun secuil.”2)
5.
Dampak durhaka
kepada orang tua
Karena orang tua merupakan hal yang
sangat penting dalam kehidupan setiap manusia, tentu akan terdapat
akibat-akibat jika kita mendurhakai orang tua.
Beberapa hal yang merupakan akibat dari mendurhakai
orang tua adalah:
1.
Anak-anak yang mendurhakai orangtuanya akan di kutuk oleh Allah
Sesuai dengan sabda Rasul yang artinya:
“Barang siapa yang membuat ibu bapaknya marah , maka berarti membuat Allah
marah kepadanya” (H.R Bukhari)
Dan ada juga hadits Rasul yang menyatakan :
“Ridha Allah di dalam keridhaan kedua orang tua, dan murka Allah di dalam
murka kedua orangtuanya” (H.R Turmudzi)
2.
Disegerakan siksanya di dunia ini.
Sesuai dengan sabda Rasul yang artinya:
“Semua dosa itu, siksanya akan di tangguhkan Allah
sesuka-Nya, kecuali dosa karena dosa kepada orang tua, maka sesungguhnya Allah
akan menyegerakannya dalam hidup di dunia ini sebelum meninggal dunia” (H.R
Hakim)
Terdapat juga riwayat rasul yang mengatakan:
“Ada 2 dosa yang disegerakan hukumannya di dunia ini,
yaitu zina dan durhaka kepada kedua orangtua”.
6.
Dampak berbakti
kepada orang tua
Ø Diridhai
oleh Allah Azza wa Jalla
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Sesungguhnya yang pertama kali dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang tuanya, maka Aku meridhainya; dan barangsiapa yang dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka kepadanya.” (Jâmi’us Sa’adât, penghimpun kebahagiaan, 2: 263).
Dalam hadis Qudsi Allah swt berfirman: “Sesungguhnya yang pertama kali dicatat oleh Allah di Lawhil mahfuzh adalah kalimat: ‘Aku adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Aku, barangsiapa yang diridhai oleh kedua orang tuanya, maka Aku meridhainya; dan barangsiapa yang dimurkai oleh keduanya, maka Aku murka kepadanya.” (Jâmi’us Sa’adât, penghimpun kebahagiaan, 2: 263).
Ø Disayangi
oleh Allah swt
Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “…Wahai Ali, Allah menyayangi kedua orang tua yang melahirkan anak karena keberbaktiannya kepada mereka. Wahai Ali, barangsiapa yang membuat sedih kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada mereka.” (Al-Faqîh 4: 371)
Rasulullah saw bersabda kepada Ali bin Abi Thalib (sa): “…Wahai Ali, Allah menyayangi kedua orang tua yang melahirkan anak karena keberbaktiannya kepada mereka. Wahai Ali, barangsiapa yang membuat sedih kedua orang tuanya, maka ia telah durhaka kepada mereka.” (Al-Faqîh 4: 371)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari
segi bahasa Akhlaq berasal daripada kata ‘khulq’ yang bererti perilaku,
perangai atau tabiat. Hal ini terkandung dalam perkataan Sayyidah Aisyah
berkaitan dengan akhlak Rasulullah saw yaitu : “Akhlaknya (Rasulullah)
adalah al-Quran.” Akhlak Rasulullah yang dimaksudkan di dalam kata-kata di
atas ialah kepercayaan, keyakinan, pegangan, sikap dan tingkah laku Rasulullah
saw yang semuanya merupakan pelaksanaan dari ajaran al-Quran.
Menjaga akhlak
kepada kedua orang tua dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya yaitu
menghormati serta berbicara dengan penuh kasih kepada kedua orang tua, serta berakhlak
yang baik diperintahkan oleh Allah SWT baik dalam Al-Qur’an maupun hadis, Ada 2 dosa
yang disegerakan hukumannya di dunia ini, yaitu zina dan durhaka kepada kedua
orangtua. Medurhakai orang tua akan mendapatkan ganjaran yang amat pedih
sebaliknya berbakti kepada orang tua akan mendapatkan ganjaran yang setimpal
baik didunia maupun di akhirat karena keridhaan Allah terletak pada keridhaan
kedua orang tua.
B. SARAN
DAFTAR
PUSTAKA
Baguss
BalasHapus